Sidoarjo, inforakyat24jam.com – Di saat banyak desa kesulitan menjaga ritme pelayanan publik karena keterbatasan, Desa Banjarasri justru jadi contoh bagaimana semangat mengabdi tak pernah padam. Meskipun hanya diperkuat tujuh perangkat aktif, pelayanan kepada warga tetap berjalan lancar — bahkan di tengah kondisi Kepala Desa yang sedang sakit dan dua perangkat yang baru saja purna tugas.
Pantauan di lapangan pada Rabu (31/7) menunjukkan kantor desa memang tak6 seramai biasanya. Tapi jangan salah — pelayanan tetap buka, meja pelayanan tetap siap, dan warga tetap bisa mengurus keperluan pentingnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami memang tinggal tujuh orang, tapi itu bukan alasan untuk menutup pelayanan,” ujar salah satu perangkat desa yang ditemui di ruang pelayanan umum.
Mulai dari pembuatan KK, surat pindah, hingga surat keterangan domisili, semua tetap dilayani dengan baik. Para perangkat tampak saling bahu-membahu, merangkap beberapa tugas sekaligus, demi memastikan pelayanan kepada warga tidak terhenti.
Situasi ini bukan semata soal loyalitas, tapi juga bagian dari komitmen pemerintah desa dalam mengemban amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam UU tersebut ditegaskan, penyelenggara pelayanan — termasuk pemerintah desa — wajib memberikan layanan secara cepat, transparan, dan profesional.
“Walaupun Kepala Desa sedang tidak bisa hadir karena sakit, pelayanan harus tetap berjalan. Itu kewajiban kami sebagai abdi negara,” lanjut perangkat tersebut.
Warga Apresiatif, Pelayanan Tetap Ramah
Tak sedikit warga yang merasa terlayani dengan baik, meskipun tahu jumlah personel di kantor desa terbatas. Salah satunya adalah Siti, warga RT 03 yang datang mengurus surat domisili.
“Tadi memang nunggu agak lama, tapi semua dilayani dengan ramah. Saya kira malah tutup, ternyata tewtap buka,” ujarnya
Meskipun pelayanan tetap berjalan, tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah perangkat yang terbatas menambah beban kerja. Warga dan perangkat sama-sama berharap agar dalam waktu dekat, kekosongan dua posisi segera diisi, dan kondisi Kepala Desa juga segera membaik.
Dengan komitmen yang sudah terbukti, Desa Banjarasri patut menjadi contoh bagaimana pelayanan publik bisa tetap hidup — bahkan di tengah berbagai keterbatasan.
Doc saiil
Editor herman inforakyat